“Ya Tuhan Yang Maha Pengasih, anugrahkanlah kepada pasangan ini tanpa terpisahkan, panjang umur, semoga pernikahan ini dianugrahkan putra-putri dan cucu yang memberi penghiburan, tinggal di rumah yang penuh kebahagiaan.”
‭‭

(Reg Weda X. 85.42)

Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, kami bermaksud mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i, pada Acara Pawiwahan (Pernikahan) kami :

Om Swastiastu. Semoga pikiran yang baik selalu datang dari segala penjuru. Ini adalah kisah kami. Bagaimana kata Wi (Wah Andika) bahwa pertama kali kami bertemu dan kenal di suatu Pura daerah Kuta Utara. Berjalannya waktu, beberapa kali pertemuan yang tidak disengaja lalu dipertemukan kembali ketika mengikuti kegiatan pendakian di Gunung Agung, yang konon katanya saat itulah ia merasa bahwa Gek Ratih ini adalah perempuan yang tepat.
Bagi Andika, Gek Ratih adalah perempuan yang memiliki sikap merangkul, mudah membuat sekitarnya nyaman (seperti seorang ibu), sifatnya yang keras, tidak mudah menyerah membuat dirinya maupun Andika menjadi orang yang lebih baik. Meski parasnya menawan, kejujuran dan senyumnya lah yang membuat Andika melabuhkan hatinya. Keunikan prinsip perempuan ini, ketidakmauan bergantungnya dia pada siapapun selain Tuhan-Nya dan segala tindakannya penuh dengan ketulusan hati. “Bodohnya saya jika melewatkan perempuan ini” pikiran yg terlintas oleh Andika di masa itu.
Melampaui beberapa waktu dengan suatu proses, kami pun memutuskan untuk mencoba saling mengenal satu dengan yang lain dalam ikatan “berpacaran” Bagi Gek Ratih, lelaki yang hebat adalah laki-laki yang punya tanggung jawab, selalu berusaha, bisa bekerja keras, punya tujuan hidup, dan menyayangi dirinya sendiri yang didasari oleh Dharma. Bagaimana hal itu dilihat dari Wi (Wah Andika).
…. Kini, kami yang penuh ketidaksempurnaan ini memantapkan diri untuk menuju tahapan Grhasta Asrama (tahapan menikah), dengan sadar kami mengetahui bahwa perjalanan kami kedepannya akan penuh lika-liku, sehingga kami akan senantiasa berusaha untuk saling memperbaiki ketidaksempurnaan ini dan bersyukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas anugerah-Nya.
Suksma yang tak terhingga untuk orang tua kami yang senantiasa membimbing kami, saudara, keluarga, dan teman-teman yang sudah mendukung kami. Om Santih, Santih, Santih, Om